A. Pengertian Pergaulan Remaja
Masa Kini
Sebagai
makhluk sosial, manusia tak lepas dari orang lain. Begitu pula dengan remaja.
Ia memerlukan interaksi dengan orang lain untuk mencapai kedewasaannya. Yang
perlu dicermati adalah bagaimana seorang remaja itu bergaul, dengan siapa, dan
apa saja dampak pergaulannya bagi dirinya, orang lain, dan lingkungannya.
Pergaulan berasal dari kata “GAUL”.Pergaulan itu sendiri
maksudnya kehidupan sehari-hari dalam persahabatan ataupun masyarakat.
Namun tidak demikian dikalangan kebanyakan remaja saat ini. “Gaul” menurut
dimensi remaja-remaja adalah ikut dalam trend, mode, dan hal-hal yang
berhubungan dengan glamoran hidup. Harus masuk ke dalam geng-geng, sering
bergabung, dan konkow-konkow diberbagai tempat seperti mall, tempat wisata,
game center, dan lain-lain. yang mana pada akhirnya, gaul dimensi remaja
akan menimbulkan budaya konsumtif.
Solidaritas dan kesetiakawanan sering dijadikan landasan
untuk terjun kedunia hura-hura. Dengan “setia kawan” itu pula kebanyakan remaja
mulai merokok, minum-minuman keras, mengonsumsi narkoba, dan bahkan seks bebas.
Kalau tidak ikut kegiatan-kegiatan geng ataupun teman nongkrong bisa dianggap
tidak setia kawan, paradigma seperti inilah yang menggerayangi pikiran sebagian
remaja masa kini. Sebenarnya dengan tindakan itu mereka telah merusak kemurnian
makna dari solidaritas dan kesetiakawanan itu sendiri.
Jika ditinjau lebih dalam “Gaul” tidak akan menimbulkan banyak
dampak negatif jika standar nilai yang dipakai untuk mendefinisikan gaul itu,
standar nilai yang sesuai dengan kebudayaan kita yang penuh dengan tata krama
dan kesopanan. Hanya saja, mengubah sesuatu yang sudah mendarah daging di
sebagian remaja saat ini tidaklah mudah. Semua itu memerlukan sinergi dari
semua pihak, baik oranng tua, keluarga, pemuka masyarakat, pemerintah, dan yang
tak kalah pentingnya adalah peran kita sendiri sebagai remaja yang akan
menjalani kehidupan dalam bingkai kata “gaul” itu sendiri.
Pergaulan remaja dibagi ke dalam dua aspek, yakni :
1. Pergaulan
Remaja yang Sehat
Pergaulan remaja yang sehat adalah pergaulan yang
sesuai dengan etika pergaulan.
Adapun beberapa cara mengembangkan pergaulan yang sehat
diantaranya:
a. Adanya kesadaran
beragama bagi remaja
Bagi anak remaja sangat diperlukan adanya pemahaman,
pendalaman, serta ketaatanterhadap ajaran-ajaran agama. Dalam kenyataan
sehari-hari menunjukkan, bahwa anak-anak remaja yang melakukan kejahatan
sebagian besar kurang memahami norma-norma agama. Oleh karena itu, kita harus
memiliki kesadaran beragama agar tidak terjerumusdalam pergaulan yang tidak
sehat.
b. Memiliki rasa setia
kawan
Agar dapat terjalin hubungan sosial remaja yang baik,
peranan rasa setia kawan sangat dibutuhkan. Sebab kesadaran inilah yang dapat
membuat kehidupan remaja masyarakat menjadi tentram.
c. Memilih teman
Maksud dari memilih teman adalah untuk mengantisipasi agar
kita tidak terpengaruh dengan sifat yang tidak baik/sehat. Walaupun begitu,
tapi teman yang pegaulannya buruk tidak harus kita asingkan. Melainkan kita
tetap berteman dengannya tapi harus menjaga jarak. Jangan terlalu dekat dengan
dia.
d. Mengisi waktu
dengan kegiatan yang positif
Bagi mereka yang mengisi waktu senggangnya dengan bacaan
yang buruk (misalnya novel/komik seks), maka hal itu akan berbahaya, dan dapat
menghalang mereka untuk berbuat baik. Maka dari itu, jika ada waktu senggang
kita harus mengisinya dengan hal-hal yang positif. Misalnya menulis cerpen,
menggambar, atau lainnya.
e. Laki-laki dan
perempuan memiliki batasan-batasan tertentu
Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, sebaiknya
remaja harus menjaga jarak dengan lawan jenisnya. Misalnya, jangan duduk
terlalu berdekatan karena dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
f. Menstabilkan
emosi
Jika memiliki masalah, kita tidak boleh emosi. Harus sabar
dengan cara menenangkan diri. Harus menyelesaikan masalah dengan komunikasi,
bukan amarah/emosi.
g. Etika Pergaulan Remaja
Etika berasal dari bahasa Yunani kuno Ethos dalam bentuk
tunggal mempunyai banyak arti: tempat tinggal yang biasa, padang rumput,
kandang, kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan,sikap cara berpikir. Dalam
bentuk jamak ta etha´ artinya adalah adat kebiasaan. Arti inilah yang
melatarbelakangi terbentuknya istilah etika´ oleh Aristoteles (384-322 SM):
ilmu tentang adat kebiasaan, apa yang biasa dilakukan. Etika mempunyai
pengertian yang cukup dekat dengan moral. Moral dari bahasa latin mos jamaknya
mores berarti kebiasaan, adat. Dalam kamus bahasa Indonesia pertama kali
tahun1988 kata mores dipakai dalam arti yang sama yakni adat kebiasaan. Jadi
kata moral dan etika keduanya berasal dari kata yang berarti adat kebiasaan.
2. Pergaulan Remaja yang
tidak Sehat
Pergaulan remaja zaman sekarang memang sangat
memprihatinkan , tidak jarang berbagai berita mengenai kenakalan remaja
bermunculan. Mulai dari genk motor tawuran, seks bebas, sampai pada
penggunaan narkotika NAPZA. Ini menunjukkan bahwa pergaulan remaja saat ini
sudah tidak sehat lagi. Cara pergaulan remaja yang seperti sekarang ini tentu
saja sangat menimbulkan dampak negatif . Selain memperburuk situasi dan kondisi
pergaulan remaja dan mempengaruhi cara hidup remaja lain, cara pergaulan remaja
yang seperti sekarang juga dapat mempengaruhi kualitas hidup generasi anak cucu
kita.
B. Karakteristik Psikologi Remaja dan
Permasalahannya
1. Secara intelektual
remaja mulai dapat berfikir logis tentang gagasan abstrak.
2. Berfungsinya kegiatan kognitif
tingkat tinggi yaitu membuat rencana, strategi, membuat keputusan-keputusan,
serta memecahkan masalah.
3. Sudah mampu menggunakan
abstraksi-abstraksi, membedakan yang konkrit dengan yang abstrak.
4. Munculnya kemampuan nalar secara ilmiah,
belajar menguji hipotesis.
5. Memikirkan masa depan,
perencanaan, dll.
6. Mengalami kecanggungan dalam
pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.
7. Ketidakstabilan emosi.
8. Adanya sikap menentang dan
menantang orang tua.
9. Pertentangan di dalam
dirinya sering menjadi pangkal penyebab permasalahannya.
C. Faktor-faktor penyebab pergaulan
remaja
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya pergaulan
remaja sebagai berikut :
1. Faktor orang tua
Para orang tua perlu menyadari bahwa zaman telah berubah.
Sistem komunikasi, pengaruh media massa, kebebasan bergaul dan modernisasi di
berbagai bidang. Rumah tangga yang dipenuhi kekerasan ntah antar orang tua atau
pada anaknya jelas berdampak pada anak. Ketika anak tumbuh remaja, ia akan belajar
bahwa kekerasaan adalah bagian dari dirinya, sehingga adalah hal yang wajar
jika ia melakukan kekerasan pula. Sebaliknya, orang tua yang terlalu melindungi
anaknya ketika remaja akan tumbuh sebagai individu yang tidak mandiri dan dan
tidak berani mengembangkan indentitasnya yang unik. begitu bergabung dengan
teman-temannya. Ia akan menyerahkan dirinya secara total terhadap kelompoknya
sebagai bagian dari identitas yang dibangunnya.
2. Sekolah
Sekolah pertama-tama bukan dipandang sebagai lembaga yang harus
mendidik siswanya menjadi sesuatu. Tetapi sekolah terlebih dahulu harus dinilai
dari kualitas pengajarannya. Karena itu lingkungan sekolah yang tidak
merangsang siswanya untuk belajar misalnya, suasana kelas yang monoton,
peraturan yang tidak relevan, dengan pengajaran, tidak adanya fasilitas
praktikum, dll. Akan menyebabkan siswa lebih senang melakukan kegiatan diluar
sekolah bersama teman-temannya. Baru setelah itu masalah pendidikan, dimana
guru jelas memainkan peranan paling penting. Sayangnya guru lebih berperan
sebagai penghukum dan pelaksana aturan, serta sebagai tokoh otoriter yang
sebenarnya juga menggunakan cara kekerasan dalam mendidik siswanya meskipun
caranya berbeda.
3. Faktor lingkungan
Lingkungan di antara rumah dan sekolah yang sehari-hari
remaja alami, juga membawa dampak terhadap munculnya perkelahian. Misalnya
lingkungan rumah yang sempit dan kumuh, dan anggota lingkungan yang berperilaku
buruk (misalnya narkoba). Begitu pula sarana transportasi umum yang sering
menomor-sekiankan pelajar. Juga lingkungan kota (bisa negara) yang penuh
kekerasan. Semuanya itu dapat merangsang remaja untuk belajar sesuatu dari
lingkungannya, dan kemudian reaksi emosional yang berkembang mendukung untuk
munculnya perilaku berkelahi.
D. Tantangan yang dihadapi
remaja masa kini
Saat ini, kita banyak dibanjiri oleh berbagai informasi yang
bisa dengan mudahnya didapat. Baik melalui media cetak, media elektronik
ataupun yang terbaru melalui dunia maya atau internet. Informasi-informasi
tersebut dapat berupa hal yang positif maupun negatif. Salah satu informasi
negatif yang banyak menjadi perhatian adalah informasi mengenai konten-konten
dewasa, yang dapat diakses oleh semua orang dengan mudah terutama melalui
internet. Dikhawatirkan dengan banyaknya arus informasi tanpa batasan tersebut
dapat merubah persepsi remaja mengenai seks dan seksualitas. Keluarga dan
sekolah merupakan tempat yang tepat bagi remaja untuk mendapatkan informasi
yang benar mengenai pendidikan seks, karena biasanya remaja mengambil contoh
dari prilaku orang tua dan orang dewasa lain di sekitarnya.
Memang sampai saat ini banyak orang yang masih merasa tabu
untuk membicarakan masalah seks tersebut dengan sesama orang dewasa apalagi
dengan anak-anak. Tetapi yang harus disadari adalah, biasanya remaja akan
mencari panutan dari orang tua, jadi apabila orang tua hanya diam saja tanpa
memberikan informasi yang tepat mengenai seksualitas, maka remaja dapat
memperoleh informasi yang salah dan menjerumuskan mereka dalam bahaya.
E. Dampak pergaulan remaja
Dampak pergaulan remaja adalah sebagai berikut :
1. Kenakalan dalam
keluarga
Remaja yang
labil umumnya rawan sekali melakukan hal-hal yang negatif, di sinilah peran orang tua.Orang
tua harus mengontrol dan mengawasi putra-putri mereka dengan melarang hal-hal
tertentu. Namun, bagi sebagian anak remaja, larangan-larangan tersebut malah
dianggap hal yang buruk dan mengekang mereka. Akibatnya, mereka akan memberontak
dengan banyak cara. Tidak menghormati, berbicara kasar pada orang tua, atau
mengabaikan perkataan orang tua adalah contoh kenakalan remaja dalam keluarga.
2. Kenakalan
dalam pergaulan
Dampak kenakalan remaja yang
paling nampak adalah dalam hal pergaulan.
Sampai saat ini, masih banyak para remaja yang terjebak dalam pergaulan yang
tidak baik. Mulai dari pemakaian obat-obatan terlarang sampai seks bebas.
Menyeret remaja pada sebuah pergaulan buruk memang relatif mudah, dimana remaja
sangat mudah dipengaruhi oleh hal-hal negatif yang menawarkan kenyamanan semu.
Akibat pergaulan bebas inilah remaja, bahkan keluarganya, harus menanggung
beban yang cukup berat.
3. Kenakalan
dalam pendidikan
Kenakalan dalam bidang
pendidikan memang sudah umum terjadi, namun tidak semua remaja yang
nakal dalam hal pendidikan akan menjadi sosok yang berkepribadian buruk, karena
mereka masih cukup mudah untuk diarahkan pada hal yang benar. Kenakalan dalam
hal pendidikan misalnya, membolos sekolah, tidak mau mendengarkan guru, tidur
dalam kelas, dll.
F. Solusi Permasalahan remaja masa
kini
1. Pentingnya kasih
sayang dan perhatian yang cukup dari orang tua dalam hal dan keadaan apapun.
2. Pengawasan dari orang tua
yang tidak mengekang. Pengekangan terhadap seorang anak akan berpengaruh
terhadap kondisi psikologisnya. Di hadapan orang tuannya dia akan bersikap baik
dan patuh, tetapi setelah dia keluar dari lingkungan keluarga, dia akan
menggunakannya sebagai pelampiasan dari pengekangan itu, sehingga dia dapat
melakukan sesuatu yang tidak diajarkan orangtuanya.
3. Seorang anak hendaknya
bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda 2 atau 3 tahun baik lebih tua
darinya. Hal tersebut dikarenakan apabila seorang anak bergaul dengan teman
yang tidak sebaya yang hidupnya berbeda, sehingga dia pun bisa terpengaruh gaya
hidupnya yang mungkin belum saatnya untuk dia jalani.
4. Pengawasan yang lebih
terhadap media komunikasi, seperti internet, handphone, dan lain-lain.
5. Perlunya bimbingan
kepribadian bagi seorang anak agar dia mampu memilih dan membedakan mana yang
baik untuk dia maupun yang tidak baik.
6. Perlunya pembelajaran
agama yang diberikan sejak dini, seperti beribadah dan mengunjungi tempat
ibadah sesuai agamanya.
KESIMPULAN
Masa remaja adalah masa yang sulit dan kritis, karena itu
perlunya pemahaman akan arti remaja dan semakin berkembang menjadi dewasa itu
seperti apa, sehingga para remaja tidak langsung stres dan kemudian mengira
perkembangan itu membuat mereka takut. Maka keluarga lah yang seharusnya
memberikan pemahaman pada anak remajanya, supaya tidak bertambah lagi remaja
bergaul sembarangan yang ada di Indonesia. Selain orangtua, ternyata lingkungan
dapat berpengaruh pada kepribadian remaja. Jadi, para remaja pun dituntut untuk
lebih peka terhadap setiap pengaruh yang ada. Remaja harus bisa memilih mana
yang baik dari setiap perilaku yang akan mereka lakukan, agar tidak merugikan
dirinya dan orang lain.
Sumber : Erwinalien.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar